Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

historis banser

 SEJARAH BERDIRINYA BANSER DAN ANSOR Pac Ansor Jawilan Banten–Sebelum Indonesia Merdeka, TNI dan BANSER selalu bersinergi atau saling bahu membahu mengatasi permasalahan di Negeri ini Ansor berdiri tahun 1934 Banser berdiri 1937 Periode pembentukan TNI (1945-1947) data Arsip kolonial Belanda menyatakan “antara tahun 1800 – 1900 dalam kurun waktu 100 tahun (1 abad) terjadi 112 kali pemberontakan kepada Penjajah Belanda, dan Semua Pemberontakan adalah Orang Islam Ahlu sunah wal jama’ah atau para santri yang di pimpin oleh Kyai dan Guru – guru thoriqoh (benih Nu, Ansor dan Banser)” hal ini memperjelas bahwa NU adalah unsur penting dalam proses kemerdekaan Indonesia. Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. <>Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Bar

sak karebmu

 Pesan KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim Al Hafidz hafizhahullah atau Gus Baha' Resum: Rizqi M "Tirakat yang paling berat itu tidak bermaksiat. Zaman dulu itu ada wali mulamatiyah, zaman sebelum Imam Asy Sya'rani. Thariqahnya cukup melaksanakan shalat yang fardhu² saja, shalat² sunnah tidak dikerjakan, pokoknya yang penting tidak melakukan maksiat. Ternyata juga bisa jadi wali. Itu dilakukan karena ia hidup di komunitas pekerja, jadi yang didakwahkan adalah syariat 'tholabul halal fardhun ala kulli muslimin', yang penting orang² itu bekerja mencari rizki yang halal. Sekarang itu kan kebalikan, koruptor bangun masjid, bisnis gelap tapi hobi umroh, artis yang rizkinya dari mengumbar ketelanjangan/ aurat tapi hobi umroh, dan sebagainya. Tholabul halal (yang wajib) tidak diperhatikan tapi yang sunnah malah dikejar. Wis mbuh gak karuan. Wallahu a'lam. Mugo² disepuro Gusti Pengeran." ( Di sampaikan oleh KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim Al Hafidz hafizhahullah ) Resum:

Kita butuh orang lain

 PELATIH Semua PETINJU profesional memiliki PELATIH, bahkan petinju LEGENDARIS sehebat MOH ALI sekalipun memiliki PELATIH yaitu ANGELO DUNDEE yang membantu ALI menjadi JUARA dunia 3 kali... Padahal jika mereka BERDUA disuruh  BERTANDING sangat JELAS Angelo Dundee tidak akan pernah MENANG! Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa MOH ALI butuh PELATIH kalau JELAS dia pasti MENANG melawan pelatihnya?  KETAHUILAH... Bahwa MOH ALI butuh PELATIH bukan karena pelatihnya lebih HEBAT tapi karena ia membutuhkan seseorang untuk MELIHAT hal-hal yang "TIDAK DAPAT DIA LIHAT SENDIRI" Hal yang tidak dapat kita LIHAT dengan MATA sendiri itu yang disebut :  "BLIND SPOT" atau "TITIK BUTA" Kita hanya bisa melihat "BLIND SPOT" dengan bantuan orang lain... Dalam HIDUP kita, BUTUH seseorang untuk MENGAWAL kehidupan kita sekaligus untuk MENGINGATKAN kita seandainya PRIORITAS hidup kita mulai BERGESER... Kita butuh orang lain YANG : ×. MENASIHATI ×. MENGINGATKAN ×. MENEGUR

Gus Baha

 Gus Baha, "Jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam.  “Hindarilah omongan seperti misalnya saat Rhamadan: '‘Rugi, Rhamadan hanya setahun sekali kok gak shalat tarawih di masjid berjamaah.’' Itu namanya tak menghargai perasaan orang biasa. “Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi mereka sedang bekerja.” “Tarawih itu sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu hal yang utama. Dan dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai shalat tarawih, tapi sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari shalat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib.” Bahkan dalam hal shalat wajib, Gus Baha mewanti-wanti betul agar imam shalat jangan terlalu lama membaca bacaan shalat.  K

Kwalutas iman

 TINGKATAN IMAN MENURUT SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI Dalam kitab karya beliau yang berjudul Kasyifat as-Saja Syarh Safinat an-Naja halaman 9 disebutkan tentang tingkatan iman: 1. Iman Taqlid, yaitu keyakinan tanpa mengetahui dalilnya. Iman seperti ini sah, tetapi diangagap maksiat jika yang bersangkutan tidak menalar dalil padahal punya kemampuan. 2. Iman Ilmu, yaitu keyakinan dengan mengetahui dalil-dalilnya, dan ini dinamakan ‘ilm al-yaqin (علم اليقين). 3. Iman ‘Ayan (عيان), yaitu keyakinan disertai dengan kedekatan kepada Allah, sehingga tidak ada sesuatupun kecuali kepada Allah seolah-olah dapat melihat Allah, dan ini dinamakan ‘ain al-yaqin (عين اليقين). 4. Iman Haq (الحق), yaitu keyakinan yang mencapai melihat Allah dengan mata hati. Inilah yang disebut ma’rifah atau musyahadah. Iman dalam tingkatan ini dinamakan haqq al-yaqin (حق اليقين). 5. Iman Haqiqat, yaitu fana dan tenggelam kepada Allah, tidak ada yang disaksikannya kecuali Allah semata. Iman yang wajib bagi manusia adalah yan

shalawat 2

  ( Seorang ahli pemabuk berat yang mendapat kemulyaan dan kedudukan tinggi berkah MEMBACA SHOLAWAT ) Membaca shalawat memiliki keutamaan yang tidak diragukan lagi. Banyak kisah menakjubkan yang dialami oleh ahli shalawat. Nabi menjelaskan bahwa bacaan shalawat yang dibacakan oleh umatnya akan dibalas sepuluh kali lipat. Sebagian ulama bahkan menegaskan shalawat dapat menuntun seseorang menempuh jalan suluk.  Shalawat sebagaimana ayat suci Al-Qur’an bernilai pahala dengan membacanya, meski tidak mengerti kandungan artinya, berbeda dengan dzikir-dzikir yang lain. Ada satu kisah menarik berkaitan dengan keutamaan membaca shalawat. Kisah ini disampaikan oleh Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Tanqih al-Qaul.  Syekh Nawawi mengutip cerita ini dari sebagian kaum sufi. Diceritakan bahwa salah seorang tokoh sufi memiliki  tetangga yang pemabuk. Kegemarannya menenggak minuman keras berada dalam taraf di luar kewajaran, melebihi batas, hingga ia tidak bisa membedakan hari, sekarang

Tawaduk sang Guru

 KISAH TRAGIS SANTRI YANG HAFAL KITAB TUHFATUL MUHTAJ YANG JADI PENJUAL ARANG  الأدب قبل العلم  Dahulukan ahlak sebelum ilmu   بالأدب تفهم العلم  Dengan ahlaklah kamu bisa memahami ilmu  Pada kesempatan kali ini kita akan menceritakan tentang kisah tragis dari seorang santri yang sangat pandai namun ia tidak memiliki Etika kepada gurunya sendiri.  Kisah ini kita dapatkan dari guru kita Syidi Syeikh Muhammad bin Ali Ba’atiyah beliau dari gurunya Al Allamah Al Habib Abdullah bin Shodiq Al Habsyi, beliau dari gurunya Al Allamah Al Habib Abdullah bin Umar As Syatiri sekaligus beliau tokoh yang dimaksud dalam cerita ini. Dikisahkan di Tarim Yaman terdapat suatu pesantren yang bernama “Rubath Tarim”, pesantren ini telah melahirkan puluhan ribu Ulama’ yang tersebar diseluruh dunia. disana para santri diajarkan berbagai macam ilmu, khususnya spesifikasi Ilmu Fiqh sebagai keunggulannya. Di pesantren itu pula ada seorang santri anggap saja namanya “Fulan”, si Fulan ini merupakan seorang santri y

Wejangan Gus Dur

 WEJANGAN KH. ABDURROHMAN WAHID (GUS DUR) Jika Alloh memudahkan bagimu mengerjakan sholat malam, maka janganlah memandang rendah orang-orang yang tidur. Jika Alloh memberi kekuatan kepadamu untuk berpuasa, maka janganlah memandang rendah orang2 yg tidak berpuasa dgn tatapan menghinakan. Jika Alloh memudahkan bagimu untuk berjihad, maka janganlah kamu memandang rendah orang2 yg tidak berjihad dengan pandangan meremehkan. Jika Alloh memudahkan dirimu dalam mengais rizqi, maka jangan memandang rendah orang2 yg berhutang dan kurang rejekinya dgn pandangan yg mengejek dan mencela, karena harta benda adalah titipan Alloh yg suatu saat akan dipertanggung jawabkan. Jika Alloh memudahkan pemahaman agama bagimu, maka janganlah meremehkan orang2 yg belum faham dgn pandangan hina. Jika Alloh memudahkan ilmu bagimu, maka janganlah kamu sombong dan bangga diri, karena Alloh lah yg memberimu kemudahan itu. Boleh jadi orang yg kelihatannya tidak mengerjakan qiyamul-Lail tidak berpuasa tidak berjihad t