Langsung ke konten utama

THE LEGEND OF THE MILLIONER'S GOLDEN HANDS

 Assalamu Alaikum WR WB.




           Pada saat ini kawan kami ingin membagi cerita pada Saudara-saudariku semua di manapun kalian berada,kali ini kami memilih suatu topik yang cukup  menyenangkan mengagumkan yaitu suatu cerita yang bisa membangkitan nilai-nilai keimanan kita juga cerita yang bisa mengobarkan semanggat juang kita untuk meraih succes baik dunia dan akirat .Amin.

          Cerita Motifator juga sekaligus sebagai insiator untuk memicu semanggat kita dalam beribadah juga bekerja dalam urusan dunia.kawan.

Bicara mengenai Sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang succes dalam kaca mata dunia atau dalam urusan akirat itu tersohor di mana-mana  dan itu sudah tak asing lagi..Apalagi succes dalam urusan agama,

         Intinya kesuccesan dari Sahabat-sahabat Nabi Saw   baik itu urusan Agama atau dunia semuanya tertuju pada urusan akirat.dan dunia adalah jillon jailon sarana untuk menuju akirat.

       Kawan.....Tokoh yang satu ini adalah tokoh sentral  dalam awal agama islam mulai hadir di bumi Jazirah arab saudi kala itu di kota Mekah.

      Tokoh ini juga kurang tersohor dibandingkan 4 Sahabat Nabi Saw yang dikenal dengan Khulafaur rosidzin tapi tokoh ini selalu ada dan bersama Rasululloh Saw dan 4 Sahabatnya yang lain itu.
Tokoh ini masuk delapan besar dari orang-orang islam  yang awal masuk dan memeluk agama islam di mekah kala itu.

      Tokoh ini pulalah waktu itu sebagai montor pengerak Syiarnya Nabi Saw dalam dakwah  agama islam.dalam syiar agama islam semua sahabat berkontribusi waktu itu tanpa terkecuali.


       Sobatku dimanapun  kalian berada mungkin anda pernah mendengar nama Sahabat Nabi Saw
yang bernama Sahabat ABDURRAHMAN BIN AUF R.a.
kalau kalian kurang tau baca baik -baik tulisan ini sampai selesai kawan .

       Siapa itu ABDURRAHMAN BIN AUF R.a. /THE LEGEND OF THE MILLIONER'S GOLDEN HANDS?


    Mari bro...kita baca dengan baik ceritanya:

            "LEGENDA TANGGAN EMAS SANG JUTAWAN" 

Dari Sahabat Rasululloh Saw Namanya.
Yaitu:
           Abdurrahmân bin `Auf bin `Abdi `Auf bin `Abdil Hârits Bin Zahrah bin Kilâb bin al-Qurasyi az-Zuhri Abu Muhammad. 

          Berkat kedekatannya sebagai sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, Abdurrahman bin Auf menjadi salah seorang laki-laki yang paling awal masuk Islam. Sejarah mencatat, saudagar yang brilian itu merupakan orang kedelapan yang menyatakan diri Muslim kepada Rasulullah Saw pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi.

        Begitu mengucapkan dua kalimat syahadat, kecintaannya terhadap Islam melampaui sayangnya terhadap dunia dan segala harta benda yang ada di dunia.

        Wahai kawanku.....
Seperti dinarasikan dikitab al-‘Asyratu al-Mubasysyaruna bi al-Jannati karya Abdullatif Ahmad ‘Aasyur (1988),

        Mengenai Abdurrahman telah teguh hatinya berjuang di jalan Allah. Ia mengorbankan harta benda serta jasadnya untuk kejayaan Islam.Allahu Akbar.

        Salah seorang Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapat rekomendasi masuk surga adalah `Abdurrahmân bin `Auf bin `Abdi `Auf bin `Abdil Hârits Bin Zahrah bin Kilâb bin al-Qurasyi az-Zuhri Abu Muhammad.

        Dia juga salah seorang dari enam orang Sahabat Radhiyallahu anhum yang ahli syura.
Dia dilahirkan kira-kira sepuluh tahun setelah tahun Gajah dan termasuk orang yang terdahulu masuk Islam.
Dia berhijrah sebanyak dua kali dan ikut serta dalam perang Badar dan peperangan lainnya.
Saat masih jahilillah, ia bernama `Abdul Ka`bah atau `Abdu `Amr;

        Kemudian diberi nama :`Abdurrahmân oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
 Ibunya bernama Shafiyah. Sedangkan ayahnya bernama `Auf bin `Abdu `Auf bin `Abdul Hârits bin Zahrah.

        Abdurrahmân bin `Auf adalah seorang Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat dermawan dan yang sangat memperhatikan dakwah Islam, berikut ini adalah sebagian kisahnya:


         Abdurrahman bin Auf pernah menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar, kemudian membagi-bagikan uang tersebut kepada para fakir miskin bani Zuhrah,lalu orang-orang yang membutuhkanya dan kepada Ummahâtul Mukminin (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam). ini sepeninggal Nabi Saw.

        Al-Miswar berkata: “Aku mengantarkan sebagian dari dinar-dinar itu kepada Aisyah Radhiyallahu anhuma.

Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: “Siapa yang telah mengirim ini?”
Aku menjawab: “`Abdurrahmân bin Auf”.
Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata lagi: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
“Tidak ada yang menaruh simpati kepada kalian kecuali dia termasuk orang-orang yang sabar. Semoga Allah Azza wa Jalla memberi minum kepada `Abdurrahmân bin Auf dengan minuman surga.”

        Dalam hadits lain disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan (sesuatu) kepada sekelompok Sahabat Radhiyallahu anhum yang di sana juga terdapat `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu,
 Namun beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan apa pun kepadanya.
Kemudian `Abdurrahmân Radhiyallahu anhu keluar dengan menangis dan bertemu Umar Radhiyallahu anhu .

       Umar Radhiyallahu anhu bertanya: “Apa yang membuatmu menangis?”
Ia menjawab: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan sesuatu kepada sekelompok Sahabat, tetapi tidak memberiku apa-apa.

       Aku khawatir hal itu akibat ada suatu keburukan padaku”.
Kemudian Umar Radhiyallahu anhu masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan keluhan `Abdurrahmân Radhiyallahu anhu itu.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab:
‘Aku tidak marah kepadanya, tetapi cukup bagiku untuk mempercayai imannya.”
     Masya Allah.

              Di sini pula ku guratkan tentang :
    Keutamaan-keutamaan `Abdurrahmân bin Auf di antaranya:
`Abdurrahmân bin `Auf walaupun memiliki harta yang banyak dan menginfakkanya di jalan Allah Azza wa Jalla ,

         Namun dia selalu mengintrospeksi dirinya. `Abdurrahmân Radhiyallahu anhu
pernah mengatakan :
“Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diuji dengan kesempitan, namun kami pun bisa bersabar, kemudian kami juga diuji dengan kelapangan setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami pun tidak bisa sabar”


          Suatu hari `Abdurrahmân Radhiyallahu anhu diberi makanan, padahal dia sedang berpuasa.kawan....

 Lalu  Ia mengatakan, “Mush`ab bin Umair telah terbunuh, padahal dia lebih baik dariku.
Akan tetapi ketika dia meninggal tidak ada kafan yang menutupinya selain burdah
(apabila kain itu ditutupkan di kepala, kakinya menjadi terlihat dan apabila kakinya ditutup dengan kain itu, kepalanya menjadi terlihat).

          Demikian pula dengan Hamzah, dia juga terbunuh, padahal dia lebih baik dariku.
Ketika meninggal, tidak ada kafan yang menutupinya selain burdah. Aku khawatir balasan kebaikan-kebaikanku diberikan di dunia ini.

Kemudian dia menangis lalu meninggalkan makanan tersebut.”

Senada dengan kisah di atas, Naufal bin al-Hudzali berkata, “ Dahulu `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu teman bergaul kami.

      Beliau adalah sebaik-baik teman. Suatu hari dia pulang ke rumahnya dan mandi. Setelah itu dia keluar, ia datang kepada kami dengan membawa wadah makanan berisi roti dan daging, dan kemudian dia menangis.
Kami bertanya, “ Wahai Abu Muhammad (panggilan `Abdurrahmân), apa yang menyebabkan kamu menangis?” Ia menjawab, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia dalam keadaan beliau dan keluarganya belum kenyang dengan roti syair. Aku tidak melihat kebaikan kita diakhirkan.”

      Abdullâh bin Abbâs Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Umar bin Kaththâb Radhiyallahu anhu pergi ke Syam. Ketika sampai Sarghin (nama sebuah desa di batas Syam setelah Hijâz),
ia berjumpa dengan penduduk al-Ajnad yaitu Abu Ubâdah dan para sahabatnya.
   
    Mereka memberitahu bahwa wabah penyakit telah berjangkit di Syam. Umar Radhiyallahu anhu berkata : ‘Panggilkan aku para Muhajirin yang awal (berhijrah)!’ Aku (`Abdullâh bin Abbâs) pun memanggil mereka.

     Umar Radhiyallahu anhu memberitahu dan meminta pendapat mereka tentang wabah tersebut. Kemudian mereka berselisih, sebagian mengatakan : “Engkau telah keluar untuk suatu tujuan. Menurut pendapat kami, engkau jangan mundur.” Sedangkan sebagian lain mengatakan :
“Engkau bersama banyak orang dan bersama para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka kami berpendapat agar tidak membiarkan mereka terkena wabah.

    ” Umar Radhiyallahu anhu berkata lagi : “Panggilkan para Anshar untukku”. Akupun memanggil mereka. Kemudian Umar Radhiyallahu anhu meminta pendapat kepada mereka dan mereka sama dengan pendapat para kaum Muhajirin yaitu mereka juga berbeda pendapat.

     Lalu Umar Radhiyallahu anhu berkata: “Panggilkan orang-orang tua Quraisy dari orang yang hijrah ketika fathu Mekah, yang berada di sini.” Akupun memanggil mereka dan tidak ada seorangpun yang berselisih. Mereka mengatakan, “Pendapat kami, sebaiknya kamu membawa kembali orang-orang dan tidak membiarkan mereka terkena wabah.

   ” Kemudian Umar Radhiyallahu anhu berkata kepada orang-orang, “Sebaiknya kita kembali.” Dan merekapun setuju dengannya. Abu Ubaidah bin Jarrâh Radhiyallahu anhu mengatakan, “Apa kita berusaha berlari dari takdir Allah Azza wa Jalla ?

” Umar Radhiyallahu anhu menjawab, “Seandainya selainmu mengucapkan hal itu, wahai Abu Ubaidah. Ya, kami berlari dari takdir Allah Azza wa Jalla menuju takdir Allah Azza wa Jalla yang lain.

     Kemudian datanglah `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu dan mengatakan: “Dalam hal ini, aku memiliki ilmunya. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوْا فِرَارًا مِنْهُ

“Jika kalian mendengar (ada wabah) di suatu negeri, maka janganlah kalian mendatanginya. Dan apabila wabah terjadi di suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar/lari darinya.” [HR. Bukhâri no. 5398]


Pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , `Abdurrahmân bin `Auf Radhiyallahu anhu pernah menyedekahkan separuh hartanya. Setelah itu dia bersedekah lagi sebanqak 40.000 dinar. Kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan.

Ja`far bin Burqan mengatakan, “ Telah sampai kabar kepadaku bahwa `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu telah memerdekakan 3000 orang.

Imam Bukhâri menyebutkan dalam kitab tarikhnya bahwa `Abdurrahmân pernah memberikan wasiat kepada semua Sahabat yang mengikuti perang badar dengan 400 dinar. Dan jumlah mereka ketika itu 100 orang.

Dia meninggal dunia pada tahun 32 H. Dia berumur 72 tahun dan dia dikubur di pemakaman baqi` dan `Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu ikut menyalatkannya.

Demikian selintas kisah tentang seorang Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat kaya, seorang konglomerat pada jamannya, namun amat sangat dermawan. Semoga menjadi tauladan bagi kita semua.

Sumber : almanhaj.or.id

Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup.

Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk Islam.

Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut hijrah ke Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari tekanan Quraiys.

Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman menjadi pelopor kaum Muslimin. Di kota yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi Al-Anshari.

Sa'ad termasuk orang kaya diantara penduduk Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan sepenuh hati, namun Abdurrahman menolak. Ia hanya berkata, "Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di kota ini!"

Sa'ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga di sana.

    Belum lama menjalankan bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah. Ia pun mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya ingin menikah, ya Rasulullah," katanya.

"Apa mahar yang akan kau berikan pada istrimu?" Tanya Rasul SAW.

"Emas seberat biji kurma," jawabnya.


Rasulullah bersabda, "Laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu."

Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu, maka di bawahnya terdapat emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia dijuluki 'Sahabat Bertangan Emas'.

Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka'ab At-Taimy. Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.

Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf memenuhi seruan Nabi SAW. Ia memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah emas.

Mengetahui hal tersebut, Umar bin Al-Khathab berbisik kepada Rasulullah, "Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya."

Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman, "Apakah kau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?"

"Ya," jawabnya. "Mereka kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang kusumbangkan."

"Berapa?" tanya Rasulullah.

"Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah."

Pasukan Muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam kesempatan inilah Allah memuliakan Abdurrahman dengan kemuliaan yang belum pernah diperoleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah terlambat datang. Maka Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat berjamaah. Setelah hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah tiba, lalu shalat di belakangnya dan mengikuti sebagai makmum. Sungguh tak ada yang lebih mulia dan utama daripada menjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, yaitu Muhammad SAW.

Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mukminin (para istri Rasulullah). Dia bertanggung jawab memenuhi segala kebutuhan mereka dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu mulia itu bila mereka bepergian.

Suatu ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani Zuhrah, dan kepada Ummahatul Mukminin. Ketika jatah Aisyah ra disampaikan kepadanya, ia bertanya, "Siapa yang menghadiahkan tanah itu buatku?"

"Abdurrahman bin Auf," jawab si petugas.

Aisyah berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-orang yang sabar."

Begitulah, doa Rasulullah bagi Abdurrahman bin Auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya, sehingga ia menjadi orang terkaya di antara para sahabat.

       Bisnisnya terus berkembang dan maju. Semakin banyak keuntungan yang ia peroleh semakin besar pula kedermawanannya. Hartanya dinafkahkan di jalan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Walau termasuk konglomerat terbesar pada masanya, namun itu tidak memengaruhi jiwanya yang dipenuhi iman dan takwa.

Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan karunia dan kebahagiaan yang diberikan Allah kepadanya. Ketika meninggal dunia, jenazahnya diiringi oleh para sahabat mulia seperti Sa'ad bin Abi Waqqash dan yang lain. Dalam kata sambutannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, "Engkau telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan engkau berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah selalu merahmatimu."

Sebuah kisah yang mengingatkanku pada seorang sahabat Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf .

Beliau adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang meninggalkan seluruh hartanya di Makkah tatkala berhijrah ke Madinah. Namun, beliau bukanlah tipikal orang yang lemah, berputus asa kemudian mengemis belas kasihan orang lain.


Saat beliau, Nabi SAW dan para muhajirin berhijrah ke madinah. Nabi SAW ketika sampai di Madinah membuat suatu kebijakan yaitu mempersaudarakan Kaum Muhajirin (pendatang dari Makkah) dengan kaum Anshar (penduduk asli Madinah). Adapun Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan orang kaya Madinah yang bernama Sa'ad bin Al-Rabi' Al Ansari. Saudara barunya menawarkan separuh dari hartanya kepada Abdurrahman, bahkan salah satu dari istri yang sangat dicintainya juga ditawarkan untuk dipilih oleh saudaranya.

Pernahkah kita bayangkan jika tawaran tersebut datang kepada kita, jawaban apa yang akan kita berikan ?

Saat itu Abdurrahman bin Auf menjawab,
''Semoga Allah memberkati pada hartamu dan keluargamu, akan tetapi tunjukkan saja dimana letak pasar.''

Sesampai di pasar, beliau mempraktekkan kemampuannya dalam berdagang. Dan tidak berselang lama beliau sudah mendapat keuntungan yang besar. Abdurrahman bin Auf kemudian menikah dengan mahar emas sebesar biji kurma, mahar tersebut diperoleh dari hasil kerja keras beliau. Seiring berjalan waktu beliau menjadi salah seorang saudagar terkaya di Madinah.

Kekayaan yang dimiliki oleh Abdurrahman bin Auf tidak serta merta membuat beliau sombong dan melakukan tawar menawar nilai kekayaan dengan petugas baitul mal negara. Bahkan ketika kaum muslimin akan menghadapi perang Tabuk beliau menginfakkan 200 Uqiyah emas. Sehingga tak menyisakan apa-apa untuk keluarganya, kecuali keyakinan akan janji Tuhan dan Hasilnya berupa rizki dan kebaikan serta pahala yang banyak. Allah dan Rasulnya tidak pernah ingkar janji.

 Subhanallah sungguh Abdurrahman bin Auf r.a. telah mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah. Beliau r.a. memberi kita sebuah pelajaran, carilah harta sebanyak-banyaknya dengan jalan yang benar, kemudian tawarlah surga Tuhanmu dengan harta tersebut.
Apa Rahasia Sukses Bisnis yang Dimiliki Abdurrahman bin Auf?


1. Abdurrahman bin Auf berbisnis untuk mencari keridhaan Allah semata.
Ia adalah saudagar yang jujur dan profesional. Ia senantiasa menghindari hal-hal yang haram bahkan syubhat sekali pun.
2. Selalu berpikiran positif.
Diantara ungkapan Abdurrahman bin Auf yang menarik sekaligus menunjukan cara berpikir positif adalah, “Sungguh kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak!” Para ahli saat ini mengatakan bahwa keajaiban berpikir positif adalah saat Anda mengatakan “bisa”, maka Anda akan bisa. Abdurraman bin Auf mengatakan bahwa ia mampu untuk menghasilkan uang, bahkan dengan kata-katanya: mengangkat batu pun ia bisa menghasilkan emas dan perak. Secara tidak langsung, ia yakin bahwa ia bisa menghasilkan uang dari setiap usaha dan perniagaannya.
3. Hasil usaha serta kekayaan Abdurraman bin Auf tidak dinikmati sendiri.
Ia senantiasa berbagi dengan orang lain. Ia menyumbangkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara 40 ribu dirham, 40 ribu dinar, 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1.500 ekor unta. Ia menyantuni 100 veteran Perang Badar yang masih hidup sebesar 400 dinar per orang.
4. Abdurrahman bin Auf selalu berorientasi kepada akhirat.
Meskipun hidupnya begelimang harta dan kekayaan, itu tidak membuatnya lupa akan akhirat. Bahkan kecintaannya kepada akhirat semakin kuat dan membara. Abdurahman bin Auf seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan harta yang mengendalikannya.
Kekayaan abdurahman bin auf

a. Abdurrahman Bin ‘Auf
Beliau adalah salah seorang dari 10 sahabat yang dijamin masuk syurga sekaligus sebagai salah satu icon orang terkaya di zaman Rasulullah.
Jumlah aset kekayaan Abdurrahman bin Auf diperkirakan melebihi 2.560.000 dinar atau setara dengan Rp. 3,2 Trilyun saat ini. Dan itu belum termasuk aset properti dan aset lainnya yang ia miliki.
Diriwayatkan bahwa keempat istri Abdurrahman bin Auf mendapatkan ganti hak waris sebesar 80.000 dinar ( Rp 100 milyar) peristri, sehingga total ganti waris untuk keempat istrinya adalah Rp 400 Milyar. Nah, sesuai dengan hukum waris ( melalui pendekatan perkiraan ) bahwa jatah waris istri-istri adalah seperdelapan dari total warisan. Itu berarti angka Rp 400 Milyar baru seperdelapan kekayaan total beliau. Sehingga asumsi minimalnya, kekayaan warisan beliau totalnya adalah Rp 400 M x 8 = Rp 3,2 Trilyun.
Apa saja rahasia sukses dunia akhirat dari Abdurrahman bin Auf?
Berbisnis untuk mencari keridhaan Allah semata.
Abdurrahman bin Auf adalah seorang saudagar yang jujur dan profesional. Ia senantiasa menghindari hal-hal yang haram bahkan yang subhat sekalipun. Ia tidak pernah melakukan praktek ribawi atau menghalalkan segala cara untuk meraih kekayaan. Sehingga keseluruhan hartanya adalah harta yang halal, sampai-sampai Ustman bin Affan yang sudah sangat kayapun bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi setiap veteran perang Badar.
Diantara ungkapan Abdurahman bin Auf yang menarik sekaligus menunjukkan cara berpikir beliau yang positif adalah, “Sungguh kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak !”
Para ahli saat ini mengatakan bahwa keajaiban berpikir positif adalah saat anda mengatakan bisa, maka anda akan bisa. Secara tidak langsung Abdurrahman bin Auf yakin bahwa ia bisa menghasilkan uang dari setiap usaha dan perniagaannya.
Hasil usaha serta kekayaannya tidak dinikmatinya sendiri.
Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah.
Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham (sekitar Rp 1.4 Milyar uang sekarang), 40,000 Dinar (sekarang senilai +/- Rp 50 Milyar uang sekarang), 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1,500 ekor unta.
Beliau juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 500 juta) per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.
Sedekah telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai ada penduduk Madinah yang berkata, “Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka”.
Beliau juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 500 juta) per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.
Sedekah telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai ada penduduk Madinah yang berkata, “Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka”
Berikut ini Nida telah mengulas cara bisnis menguntungkan ala Abdurrahman bin Auf,

1.Modal mental lebih penting daripada modal harta

Mental kaya lebih penting daripada kaya. Abdurrahman memulai bisnisnya dari nol dan mampu mengumpulkan kekayaan lebih banyak karena dia memiliki mental kaya. Bentuk dari mental kaya ini adalah selalu mau memberi bukan hanya menerima, siap dengan kerasnya usaha, tangguh, bersungguh-sungguh dalam usaha dan meyakini keberhasilan usahanya. Perhatikan perkataan Abdurrahman bin Auf dalam meyakini keberhasilannya. Beliau berkata,”Seandainya aku membalik sebuah batu, maka, aku akan menemukan emas atau perak.”

2.Paham seluk beluk perdagangan

Abdurrahman bin Auf tidak hanya bermodalkan harta dan mental kaya. Tapi, beliau juga memahami secara mendalam seluk beluk perdagangan secara teknis di Madinah. Abdurrahman mengetahui kondisi pasar. Sesampainya di Madinah, Abdurrahman mendatangkan minyak samin dan keju dari wilayah lain untuk dijual di Madinah. Hal ini menunjukkan bahwa Abdurrahman paham betul masalah supplier, jalur distribusi, networking, marketing, dan juga selling di Madinah. Beliau juga menjalankan strategi dalam memilih jenis usaha, serta selektif dalam memilih kualitas barang dan layanan yang mengandalkan kejujuran.

3.Memiliki kepribadian teladan

Persahabatan yang dianjurkan dalam Islam menjadi salah satu dasar yang mendorong keberhasilan Abdurrahman. Abdurrahman dikenal memiliki kepribadian yang baik sampai sempat menjadi kandidat pengganti Khalifah sebelumnya, namun jiwanya yang tidak ambisius mengarahkannya untuk mundur. Beliau dikenal sebagai seseorang yang berpenampilan sederhana. Meskipun sudah menjadi saudagar yang kaya raya, beliau tidak lantas lari dari kewajiban perang, di tubuhnya paling tidak terdapat 20 bekas luka, beberapa gigi seri yang patah, serta kaki yang pincang akibat peperangan melawan kaum kafir.

4.Rajin berinfak dan bersedekah

Abdurrahman bin Auf saat sudah berdagang, beliau meniatkan semua hartanya untuk diinfakkan di jalan Allah semaksimal mungkin. Saat perang Tabuk, beliau menginfakkan 200 uqiyah setara dengan 5,95 kg emas, apabila 1 gram emas setara 500 ribu rupiah, maka, Abdurrahman bin Auf sudah memberikan 2,9 milyar dalam perang Tabuk.

Abdurrahman bin Auf yang pernah menjual tanah seharga 40 ribu dinar setara 90,4 milyar, uang tersebut dibagikan kepada Bani Zuhrah dan orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin dan Anshar.

Begitulah saat seseorang membantu agama Allah, Allah akan membantunya. Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah, akan dilipatgandakan. Abdurrahman bin Auf bertambah kaya karena menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah berfirman dalam qur’an surat Al Baqarah ayat 245,

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”

5.Melibatkan Allah subhanahu wa ta’ala

Cara bisnis dengan melibatkan Allah akan membuat bisnis yang kita jalani mencapai kejayaan dan kesuksesan. Bagaimana cara melibatkan Allah?

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,

“Barangsiapa membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mu’min ketika di dunia, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.” (HR.Muslim)

Abdurrahman menjadi sahabat yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Ia tidak mau celaka dengan menyimpan harta, ia mengumpulkan dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi, ia tidak menikmatinya sendirian. Orang-orang Madinah pernah berkata, “Seluruh penduduk Madinah berserikat (menjalin usaha) dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkan kepada mereka, sepertiga digunakan untuk membayar hutang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”

Abdurrahman dan penduduk Madinah saling mendahulukan kepentingan saudaranya, sehingga Allah membukakan keberkahan dan Allah membukakan peluang menguasai ekonomi umat. Bahkan, pasar Madinah yang tadinya dikuasai Yahudi berpindah ke tangan Muslimin. Berawal dari sikap tolong-menolong (ta’awun) sesama muslimin, lalu saling memecahkan masalah saudaranya, dan menjadi penguasa ekonomi saat itu. Inilah hasil dari mematuhi hukum Allah.

Semoga menambah motivasi sobat untuk menjadi pebisnis Muslim yang  sukses,
Menjadi milliader yang ber iman mengerti tentang Agama. Kita hrus berani untuk melangkah demi Agama
Demi kemenangan dunia Akirat
Selama kita masih di ijinkan Di dunia oleh Allah Swt. Selama itu perjuangan untuk succes dunia akirat tak terhenti.
Raihlah kesuccesanmu untuk Agamamu.
Niscaya Allah akan bersamaMu selamanya. Amin. Selamat berjuang jangan lupa beribadah untuk dekat pada sang pecipta.
Jangan tinggalkan Allah apapun yg terjadi pada dirimu. Niscaya kemenangan hakiki akan kau raih.
Salam dari Aq
Marwan Nganjuk.
Mohon di maafkan apabila ada tulisan fulan yg menyingung atau ada yg salah
Itu bukan kesengajaanku.
Tapi itu keterbatasanku semata sebagai makluk yg dhoif.
Sekian dulu dari aq bro.
Wassal Alaikum Wr wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK ZAMAN NOW

                                                                                                                                                                                          “MENDIDIK ANAK DI ZAMAN NOW” Ada tiga poin utama untuk mendidik anak di zaman sekarang saat ini zaman yg serba moderent yg pengaruhnya luar biasa dampaknya luar biasa maka kita harus berhati –hati dalam mendidik anak –anak kita   saat ini kawan. Anak   tidak hanya di bekali ilmu teori pengetauan saja atau teori   agama saja anak tidak hanya di titipkan atau di didik disekolah saja atau lembaga pendidikan lainya Mendidik anak tidak hanya kita memasrahkan anak pada gurunya/ustadnya saja Kita sebagai orangtua harus punya andil yg besar dalam mendidik anak. lalu bagaimana   dan apa yang di lakukan orang tua   dalam mendidik anak , kalau kita se bagai orang tua tidak punya pengetauan untuk mendidik anak baik agama atau umum? kawan Renungkanlah…. Saat ini telah banyak

HUT lamongan

 🌼⭐ Sejarah Kabupaten Lamongan  ⭐🌼 Kabupaten Lamongan berada di sebelah barat dari Kota Surabaya berjarak sekitar 49 km. Lamongan menjadi salah satu jalur Panturs atau Pantai Utara Jawa yang menghubungkan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jaya dan Banten. Salah satu Jalan Raya  terpanjang yang dibuat pada masa Gubernur Jenderal Belanda, Herman Willem Daendels juga melewati Kabupaten Lamongan.  Kota Lamongan yang secara geografis berada dalam koordinat  : 7.12° LS 112.42°BT menjadi ibukota dari Kabupaten Lamongan.  Kota Lamongan berjuluk Kota Soto, karena Soto menjadi kuliner khas dari Kabupaten Lamongan, selain tahu campur.  Dua kuliner ini memang berasal dari Lamongan dan sangat dikenal di daerah lain. Motto dari Kota Lamongan adalah Mêmayu Raharjaning Pråjå.  Hari jadi Lamongan diterapkan pada tanggal  26 Mei 1569 sebagai peringatan Rangga Hadi diwisuda menjadi Tumenggung Lamong, dengan gelar Tumenggung Surajaya. Kabupaten Lamongan mempunyai luas wilayah  1.812,80 k

Pidato 2

  Assalamualaykum W.R.W.B. ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini.... Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini.. Adapun judul kultumkita pada kesempatan kali ini adalah: MENUNTUT ILMU   Rasulullah pernah bersabda, yang artinya: Tuntutlah ilmu mulai dari kecil sampai kamu meninggal dunia... Rasulullah telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu, sebab oleh karena ilmu-lah, seseorang bisa hidup bahagia. Apabila kita hendak bahagia didunia,maka kita harus mempelajari ilmu-ilmu tentang dunia. Apabila kita hendak bahagia hidup diakhirat, maka kita harus mempelajari ilmu-ilmu tengtang akhirat