Langsung ke konten utama

MENYONGSONG LAILATUL QADAR

  Assalamu alaikum wr wb.






        Setiap umat islam di manapun berada pasti menginginkan yg namanya malam penuh kemuliaan, yaitu malam Lailatul Qadar.

         Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan orang yang beribadah jarang-jarang.

          Sobat ku di manapun kalian berada.
Pada saat ini fulan akan mengupas guratan tulisan edisi kali ini .

kita akan melihat keistimewaan Lailatul Qadar yang begitu utama dari malam lainnya dan sangat tersohor di bulan Ramadhan.

          Oke sobat.perlu di ketaui bahwa malam


Lailatul Qadar (لیلةالقدر‎)Atau bisa diartikan Malam yang lebih baik dari malam 1000 bulan.
Adalah satu malam yang khusus terjadi di bulan Ramadan.

        Ada Ayat Al-Qur’an yang pertama dipercayai diturunkan pada malam ini mengenai Al qadar .

        Malam ini disebut di dalam Al-Qur’an pada surah Al-Qadr, dan diceritakan lebih baik daripada seribu bulan.
Atau bisa diartikan Malam yang lebih baik dari malam 1000 bulan.

         Saat akan berlangsungnya malam ini tidak diketahui ?
kapan itu terjadi (لیلةالقدر‎).

          Namun menurut beberapa hadis, malam ini jatuh pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadan, tepatnya pada salah satu malam ganjil yakni malam ke-21, 23, 25, 27 atau ke-29.

           Malah ada sebagian para ulama yang menganggap  (لیلةالقدر‎)
berlaku pada malam genap seperti malam 24 Ramadan.


          Walau bagaimanapun yang terjadi turunya akan (لیلةالقدر‎).

           Maka antara hikmah malam ini dirahsiakan agar umat Islam rajin beribadat di sepanjang malam khususnya di sepuluh malam yang terakhir.gitu lo .....bro.

        Untuk sebagian Muslim biasanya berusaha untuk melewatkan malam ini dengan menjaga diri agar berjaga pada malam-malam terakhir Ramadan sambil beribadah sepanjang malam.

                                          LAILATUL QADAR. (لیلةالقدر‎) 

MALAM YANG DINANTIKAN OLEH MUKMIN/UMAT ISLAM DI SELURUH ALAM SEMESTA.
 
  10 akhir Ramadhan adalah merupakan di antara malam-malam yang penuh dengan keberkahan dan kelebihan yang tak tertentu.

       Malam-malam ini adalah merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh orang mukmin dibelahan dunia dimanapun mereka berada di Bulan Ramadhan kali ini.

        Al Quran dan malam Lailatulqadar mempunyai hubungan yang rapat antara satu sama lain sebagaimana yang diterangkan di dalam  Firman-firman Allah dan hadis Rasulullah S.a.w.


      Di antaranya firman Allah S.w.t.
Yang  artinya:

“Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada malam Lailatulqadar dan apakah yang menyebabkan engkau mengerti apa itu Lailatulqadar. Lailatulqadar lebih baik daripada 1000 bulan.
Pada malam itu, para malaikat dan Jibril turun dengan keizinan daripada Tuhan mereka untuk setiap urusan.
Malam ini sejahtera hingga terbit fajar”.

      Sebab turun surah al-Qadr

    Lailatulqadar mempunyai kelebihan yang begitu besar, Malam yang lebih baik dari 1000 bulan  lainya.

      Sebab di malam tersebut akan diturunkan ayat itu pada waktu itu.

      Ini diriwayatkan oleh seorang Mujahid yang menceritakan sebab turun ayat tersebut ialah
Nabi S.a.w. telah menyebut tentang seorang lelaki daripada Bani Israel yang telah menggunakan alat senjatanya untuk berperang pada jalan Allah maka orang Islam pun kagum  atas perbuatan lelaki itu lalu Allah menurunkan ayat di atas.


        Ada Riwayat yang lain pula dari Ali bin Aurah pada satu hari Rasulullah telah menyebut 4 orang Bani Israel yang telah beribadah kepada Allah selama 80 tahun. Bro...bayangkan ini dan terus menerus.

         Mereka tak sedikitpun tidak durhaka kepada Allah lalu para sahabat kagum dengan perbuatan mereka itu.

         lanjut cerita malaikat Jibril datang memberitahu kepada Rasulullah bahawa Allah Swt menurunkan yang lebih baik dari amalan mereka yaitu 4 orang Bani israel tersebut.

         Lalu Jibril pun membaca surah Al Qadar dan Jibril berkata kepada Rasulullah ayat ini lebih baik daripada apa yang engkau kagumkan saat ini .

Kemudian Rasulullah S.a.w. dan para sahabat amat gembira suka cita gitu sobat.

       Daripada ayat di atas dapatlah kita ketahui bagaimana besar kelebihan orang yang beribadah pada malam lailatulqadar.
Allahu Akbar.

    Hanya  satu malam saja bro...itu sudah menyamai beramal 1000 bulan.
Subbekanalloh.

      Sungguh mengagumkan,Umat Rasululloh Saw di muliakan Oleh Allah di bulan Ramadhan ini.
Allahu Akbar.
Apabila ada umat yg tak bersyukur tentang karunia Allah yo kebacut alias nemen.opo maneh tidak puasa.

     Dalam hadis Rasulullah S.a.w. menyebut

“Rasulullah bersungguh-sungguh beribadah pada 10 akhir bulan Ramadhan lebih daripada yang lainnya”

      Rasulullah S.a.w.
melakukan ibadah pada malam itu bukan hanya untuk baginda saja akan tetapi baginda menyuruh ahli keluarga bangun bersama beribadah. Kata Aisyah r.a.

“Nabi s.a.w. apabila masuk 10 akhir bulan Ramadhan baginda mengikat kainnya.
   
       Menghidupkan malam dengan beribadah dan membangunkan keluarganya untuk sama-sama beribadah.
Mengikat kainnya bermaksud bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah.”

Kelebihan Menghayati Malam Lailatulqadar mas Bro...

      Karena begitu mulianya Lailatulqadar,
Maka Rasulullah S.a.w. menganjurkan supaya umatnya bersedia menyambut dan melakukan ibadah di malam yang penuh barokah itu dengan berbagai jenis amalan dan ibadah yang harus dikerjakan dan itu tertera  di dalam hadis yang diriwayatkan Oleh Abu Hurairah r.a.

 “Barangsiapa beribadah di malam Lailatulqadar dengan mengerjakan sembahyang juga mengerjajan berbagai jenis ibadat yang lain sedang ia beriman dan mengharapkan rahmat Allah ta'ala dan Ridho -Nya niscaya ia diampunkan dosanya yang terdahulu.

        Rasulullah S.a.w.
Sendiri menjadi contoh yang baik yang beribadah dimalam lailatulqadar dan terutama 10 malam yang akhir dari bulan Ramadhan dengan melakukan iktikaf di Masjid mengerjakan berbagai amal ibadah untuk menyambut malam Lailatulqadar yang mulia ini.

      Ini juga bro....
diterangkan di dalam satu hadis diriwayatkan daripada Aishah r.a. Yang Katanya:

 “Biasanya Rasulullah S.a.w. berusaha dengan bersungguh-sungguh memperbanyaka amal ibadah pada 10 malam yang akhir daripada bulan Ramadhan ini berbeda dengan awal Ramadhan.

       Dalam hadis yang lain Aishah juga meriwayatkan bahawa Rasulullah S.a.w.
bersabda :

Bersedialah dengan bersungguh-sungguh untuk menemui malam Lailatulqadar pada malam-malam yang ganjil didalam 10 malam yang akhir daripada bulan Ramadhan.

      Malam-malam yang ganjil yang tersebut ialah malam 21, 23, 25, 27 & 29 dari bulan Ramadhan.
Selain itu terdapat juga beberapa hadis yang menyatakan bahwa malam Lailatulqadar itu pernah ditemui dalam zaman Rasulullah S.a.w.
pada malam  yang ke 21 Ramadhan.
Pernah juga ditemui pada malam  ke23 Ramadhan.

       juga ada hadis yang mengatakan bahwa baginda Rasulullah S.a.w.
menjawab pertanyaan seorang sahabat yang bertanya mengenai waktu Lailatulqadar
dan supaya dia (sahabat) bisa melakukan ibadah di malam itu.

       Baginda Nabi Saw
Kemudian  menjelaskan malam Lailatulqadar itu adalah malam ke 27 Ramadhan.
Dari keterangan-keterangan di atas dapatlah kita membuat kesimpulan bahwa malam Lailatulqadar itu berpindah dari satu tahun ke satu tahun yang lain di dalam lingkungan 10 malam yang akhir dari bulan Ramadhan.

       Yang pastinya bahawa waktu berlakunya malam Lailatulqadar itu tetap dirahasiakan oleh Allah S.w.t. Supaya setiap umat Islam melakukan ibadah yg ketat di 10 malam yang akhir di Ramadhan dengan amal ibadat.

       Karena dengan cara itulah maka Insya Allah/ mudah-mudahan akan dapat menemuinya dan mendapati Ridho juga rahmat yang diharapkan yang akan menjadikan seseorang itu hidup bahagia di dunia mahupun di akhirat.

                                    Doa khusus di Malam Lailatulqadar

Doa tersebut diterangkan di dalam hadis berikut in:

1. Hadis yang diriwayatkan daripada Aishah r.a.

“Saya pernah bertanya kepada Rasulullah S.a.w.
 Bagaimana kiranya saya mengetahui malam Lailatulqadar dengan tepat.
 Apa yang saya akan doakan pada saat itu.
Baginda  Nabi Saw .
menjawab berdoalah dengan doa yang berikut”
         “Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya engkau senantiasa memaafkan salah dan keikilafanku ,dan hamba juga suka memaafkan kesalahan orang lain.maka untuk itu maafkanlah kesalahan dan  kekilafanku. "
Terdapat juga beberapa doa yang disarankan oleh para alim ulamak kita  untuk melakukan yang intinya ber  doa seperti membaca doa kayak itu.

         Orang yang beribadah pada 10 malam yang tersebut akan mendapat rahmat yang dijanjikan dan telah sebutkan  di dalam hadis-hadis yang shakhih bahwa malam Lailatulqadar itu ada pada salah satu malam yang ke10.
itu terutama pada malam 21, 23, 25, 27 dan 29.
Seperti yang kami sebutkan di atas tersebut.

        Orang-orang yang Istiqomah beribadah di dalam waktu tersebut untuk menemukan malam Lailatulqadar maka ia akan mendapatkan rahmat yang dijanjikan itu.
Urusan ia mendapatkan atau tidak mendapatkan  tentang lailatulqadar itu tak jadi persoalan yang terpenting adalah ia tetap konsisten ibadah  pada malam akir Ramadhan
urusan menemukan lailatulqadar itu adalah hak priogratifnya Allah pada hambanya yang nanti di pilihnya..bro....
tapi..catatan..
umat tersebut tetap mencari dan optimis untuk mendapatkan malam yang sama dengan malam 1000 bulan.

 Di dalam hadis shakhih diriwayat Bukhari dan Muslim ialah:

1. Beribadahlah dimalam tersebut dengan beribadah.yang istiqomah dan iklas
2. Beriman dengan yakin bahwa malam Lailatulqadar itu adalah benar dan dituntut untuk melakukan     amal ibadah.
3. Amal ibadah itu dikerjakan karena Allah semata-mata dengan mengharapkan
   Rahmatnya dan Ridho-Nya

     Juga diharapkan sebelum  kita melakukan beramal ibadat di malam Lailatulqadar hendaklah kita bertaubat dengan sebenar-benarnya yaitu taubat nasuha dan terus beristiqamah tetap teguh mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya.

                         Tanda Malam Lailatulqadar

Para alim ulamak. menyebutkan beberapa tanda  yang berhubungan dengan malam Lailatulqadar :

– Ada yang berkata orang yang menemui malam Lailatulqadar ia melihat nur yang terang benderang di segenap tempat hingga di segala celah yang gelap gelita.

– Ada pula yang berkata ia mendengar ucapan salam dan kata-kata yang lain dari Malaikat.

– Ada juga yang berkata ia melihat segala benda termasuk pohon-pohon kayu rebah untuk bersujud.

– Ada pula yang berkata doa permohonannya makbul.

      Imam Tabari  memilih kaul yang menegaskan bahwa semuanya itu tidak lazim dan tidak semestinya ia dapat melihatnya karena tidak disyaratkan melihat sesuatu atau mendengarnya untuk menemukan  malam Lailatulqadar.

                              MALAM LAILATUL-QADAR

          Malam Lailatul-Qadar sunah untuk dicarinya karena malam tersebut  merupakan suatu malam yang diridhoi oleh Allah Swt serta mempunyai kelebihan dan diperkenankan do'a nya  orang beriman oleh Allah Swt.

          Malam Lailatul-Qadar adalah sebaik- baik malam mengatasi semua malam termasuk malam Jumaat.
Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Qadr 97: Ayat 3.

” Malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu malam “

Artinya ; Orang yang menghidupkan malam Lailatul-Qadar dengan mengerjakan ibadah adalah lebih baik daripada   ia beribadah pada seribu bulan yang tidak ada Lailatul-Qadar.
Seperti sabda Nabi S.a.w.:

” Siapa yang menghidupkan malam Lailatul-Qadar karena beriman serta mencari pahala yang dijanjikan akan mendapat pengampunan  dosa-dosa yang telah lalu “

      Diriwayatkan dari pada Sayidatina Aisyah r.a bahawa Rasulullah S.a.w.
Apabila tiba 10 hari  terakhir bulan ramadhan, Baginda Nabi Saw menghidupkan malam-malamnya dengan membangunkan isi rumah dan  menjauhi daripada isteri-isterinya.

Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan:

” Rasulullah S.a.w. berusaha semampunya  dalam beribadah di malam-malam sepuluh akhir Ramadhan dan melebihi usahanya daripada malam-malam lain. “

      Malam Lailatul-Qadar berlaku pada 10 akhir daripada malam ganjil bulan Ramadhan.
Rasulullah  S.a.w. bersabda:

” Carilah malam Lailatul-Qadar pada sepuluh akhir bulan Ramadhan dalam malam ganjil. “

        Pendapat yang terkuat mengikut para Ulama’ Ulama' bahwa malam Lailatul Qadar itu terjadi pada malam 27  Ramadhan.
Menurut Abu Ka’ab katanya,
“Demi Allah sesungguhnya ibn Mas’ud telah meyakinkan bahwa  malam Lailatul-Qadar jatuh dalam bulan Ramadhan .
manakala Lailatul-Qadar itu jatuh pada malam  27, akan tetapi dia enggan memberitahu kepada kami (malam yang tepat) karena bimbangkan kamu  tidak lagi berusaha mencarinya.”

                  Daripada Riwayat Mu’awiyah:

” Bahwa Nabi Muhammad S.a.w telah bersabda dalam malam Lailatul-qadar Yaitu malam ke-27. “

Riwayat ini diperjelas oleh pendapat Ibn Abbas yang mengatakan bahawa
Surah Al-Qadr mempunyai 30  perkataan. Perkataan yang ke-27 di surah itu terjatuh kepada dhamir(hia) yang kembalinya  kepada Lailatul-Qadar.

            Lalu Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah Hadith daripada Ibn Umar r.a yang berbunyi:
” Siapa yang mencari Lailatul-Qadar , dia hendaklah mencarinya pada malam yang ke-27,
carilah kamu malam Lailatul-Qadar pada malam yang ke-27. “

Aisyah R.a. bertanya kepada Rasulullah, katanya,
“Ya Rasulullah S.a.w. andainya aku mendapati malam Lailatul-Qadar,
apakah doa yang patut aku bacakan?
Rasulullah S.a.w. berdoa dengan doa:

” Ya Allah!
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, oleh itu berilah keampunan-Mu untukku. “


                          ANTARA TANDA-TANDA LAILATUL QADAR

       Lailatul Qadar merupakan satu malam yang mempunyai kelebihan   yang nilainya lebih seribu bulan yang lain. Ini dapat kita lihat daripada apa yang telah di firmankan oleh Allah di dalam al-Quran dalam surah al-Qadar.
Begitu juga dengan apa yang telah diberitahukan oleh Rasulullah S.a.w dalam beberapa hadis yang shokhih.

      Kita disuruh untuk menghidupkan malam lailatul qadar dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja. Rasulullah S.a.w telah bersabda:
Dalam Hadis Muttafaq ‘alaih daripada Abu Hurairah yang artinya :
"Siapa yang menghidupkan malam lailatul qadar penuh keimanan dan keikhlasan akan diampun baginya dosa yang telah lalu."

        Menurut Imam Fakhrurrazi bahwa Allah menyembunyikan malam lailatul qadar dari pengetahuan kita.
Sebagaimana Dia menyembunyikan segala sesuatu yang lain.
Dia menyembunyikan keridhaan-Nya pada setiap ketaatan sehingga timbul dalam diri kita keinginan untuk melakukan semua ketaatan atau ibadah itu.

       Begitu juga Allah  menyembunyikan kemurkaan-Nya pada setiap perkara maksiat agar kita berhati-hati dan menjauhi segala maksiat dan tidak memilih antara dosa besar dan kecil .
Untuk melakukan dosa kecil jika terus dilakukan secara berterusan akan menjadi dosa besar jika kita tidak mau untuk bertaubat dan berusaha meninggalkannya.

       Allah Swt juga menyembunyikan wali-wali-Nya/para Kekasih-Nya agar manusia tidak terlalu tergantung kepada mereka dalam berdoa.
sebaliknya manusia di tuntut berusaha sendiri dengan penuh keikhlasan dalam berdoa untuk mendapatkan sesuatu daripada-Nya .
Karena Allah menerima segala doa orang yang bersungguh-sungguh dan tidak mudah berputus asa.

       Allah Swt juga menyembunyikan waktu yg mustajab dari doa pada hari Jumaat .
ini agar supaya kita berusaha sepanjang hari juma'at untuk beribadah.

     Begitulah juga Allah menyembunyikan penerimaan taubat dan amalan yang telah dilakukan supaya kita sentiasa istiqamah dan ikhlas dalam beramal dan sentiasa bersegera dalam bertaubat.

          Demikianlah juga dengan menyembunyian malam lailatul qadar agar kita beribadah dan menghidupkan keseluruhan malam Ramadhan dalam mendekatkan diri kepada-Nya bukan hanya sekadar menunggu malam lailatu qadar saja untuk beribadat dan berdoa.

        Akan tetapi inilah penyakit besar yang kronis dan menimpa umat Islam yang menyebabkan malam-malam Ramadhan sepi untuk beramal ibadah karena mereka hanya menanti datangnya malam yang dianggap malam lailatul qadar saja untuk beribadat.

        Karena mengejar kelebihan lailatul qadar yang mana kita tidak mengetahui waktunya kapan? sehingga menyebabkan kita terlepas dengan kelebihan Ramadhan itu sendiri yang hanya datang setahun sekali.kawan.....

        Antara tanda-tanda dalam mengetahui malam lailatul qadar adalah
berdasarkan beberapa hadis di bawah :

1. Abi Ibnu Ka’ab telah meriwayatkan bahawa Rasulullah S.a.w .
    Telah bersabda mengenai lailatul qadar yang artinya :
       " Sesungguhnya matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram).
        Hadis riwayat imam Muslim dalam kitab puasa

2. Telah diriwayatkan daripada Nabi S.a.w.
    Bahawa baginda telah bersabda yang artinya :
      "Sesungguhnya tanda-tanda lailatul qadar, bahwa malamnya bersih suci seolah-olah
     padanya bulan yang bersinar, tenang sunyi, tidak sejuk padanya dan tidak panas,
     tiada ruang bagi bintang untuk timbul sehingga subuh, dan sesungguhnya tanda-tandanya matahari      pada paginya terbit sama tiada baginya cahaya seperti bulan malam purnama
     dan tidak membenarkan untuk syaitan keluar bersamanya pada hari itu."
      Hadis riwayat imam Ahmad dengan isnad jayyid daripada Ibadah bin As-Somit

3. Dalam Mu’jam At-Tobarani Al-Kabir daripada Waailah bin Al-Asqa’
    daripada Rasulullah S.a.w.telah bersabda yang artinya :
    "Malam lailatul qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan,
     tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan
     tiada cahaya padanya(suram)."

4. Telah meriwayat Al-Barraz dalam musnadnya daripada Ibn Abbas
    Bahwa Rasulullah Saw telah bersabda yang artinya :
    "Malam lailatul Qadar bersih tidak panas dan tidak pula sejuk".

Lalu Qadhi ‘Iyad telah mengatakan ada dua pendapat mengenai matahari yang terbit tanpa cahaya yaitu:

1) Ia merupakan tanda penciptaan Allah SWT.
2) Menunjukkan bahawa karena terlalu banyak para malaikat yang berzikir kepada Allah
    pada malamnya dan mereka turun ke bumi yang menyebabkan sayap-sayap dan tubuh
    mereka yang halus  menutupi dan menghalangi matahari dan cahayanya.

Daripada hadis-hadis di atas bolehlah kita buat kesimpulan bahwa antara tanda-tanda lailatul qadar ialah :

a. Pada malamnya keadaan bersih dengan cuaca tidak sejuk dan tidak pula panas.

b. Malamnya tenang yang mana terang dan angin tidak bertiup sebagaimana biasa dan
    awan agak nipis.

c. Malamnya tidak turun hujan dan bintang pula tidak bercahaya seolah-olah tidak timbul.

d. Pada siangnya pula matahari terbit dalam keadaan suram.


                               Faktor-mencari-lailatul-qadar

Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar

         Diantara kita mungkin pernah mendengar tanda-tanda malam lailatul qadar yang telah tersebar di masyarakat luas lebih-lebih diperkampungan perdesaan yang masih banyak penduduknya orang-orang yang lebih tua.

    Sebagian kaum muslimin yang masih awam/kuno memiliki beragam pandangan/khurafat dan keyakinan mengenai seputar tanda-tanda lailatul qadar, diantaranya:
Pohon sujud, bangunan-bangunan tidur, air tawar berubah masin, anjing-anjing tidak menyalak, dan beberapa tanda yang lainya ini jelas pandanggan sing gak bener. tak punya dasar  hukum yg kuwat.

     Maka dalam masalah ini keyakinan tersebut tidak boleh diyakini kecuali berdasarkan atas dalil yang jelas otentik dan punya historisnya .

Sedangkan tanda-tanda yang kusebutkan di atas sudah jelas dan tidak kuat oleh karena tidak usah di di buat hujjah atau di yakini .

Ini ku uraikan  beberapa dalil baik dari Al-Quran ataupun Khadis yang menjelaskannya tentang Lailatul Qadar.

Maka bagaimanakah tanda-tanda yang sebenar berkenaan dengan malam yang mulia ini ?

Nabi Shollallahu’Alaihi wa sallam pernah menggambarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, Yaitu:

1. Udara dan suasana pagi yang tenang

     Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah sollahu’alaihi wa sallam bersabda:

    “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin,       esok paginya sang suria terbit dengan sinar lemah berwarna merah”
     (Hadist hasan).

2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar dan kuat keesokannya

    Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah sollahu’alaihi wa sallam bersabda:

   “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar terang” (HR Muslim)

3. Terkadang terbawa dalam mimpi

    Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi Saw .yaitu :
    Para sahabat  Radliyallahu’anhum


4. Bulan nampak separuh bulatan

    Abu Hurairah radliyallahu’anhu pernah berkata: Kami pernah berbincang tentang lailatul qadar
    di  sisi Rasulullah solallahu’alaihi wa sallam,
    beliau bersabda:

   “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul,
     yang berukuran separuh nampan.”(HR. Muslim)

5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang .   Sebagaimana sebuah hadit, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
  “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan,
    tidak hujan,  tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu
    dengan bintang  (lemparan meteor bagi syaitan)”
    (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lazatnya ibadah,
     ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

Wallah  hualam bi showab.

                             Carilah Malam Lailatul Qadar.

         Kita diperintahkan untuk mencari lailatul qadar.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
 (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169).

        Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
” (HR. Bukhari no. 2017)

         Ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
 Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan,

لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى

“Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa”
 (HR. Bukhari).

        Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa.

         Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih.

        Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.

                           Tanda Malam Lailatul Qadar

Mengenai tanda -tanda  lailatul Qadar ini sudah ku singgung diatas tapi ini kujabarkan lagi berikut khadist yg otentik nya biar jelas dan tegas.

1- Keadaan matahari di pagi hari, terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru
Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762).

2- Kedaan malam tidak panas, tidak juga dingin, matahari di pagi harinya tidak begitu cerah nampak kemerah-merahan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.”

(HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475).

Namun tanda tersebut tak perlu dicari-cari. Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,

وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي

“Ada beberapa dalil yang membicarakan mengenai tanda-tanda lailatul qadar. Namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.”
(Fath Al-Bari, 4: 260).

          Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mencari-cari tanda. Yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak ibadah saja di akhir-akhir Ramadhan,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.”
(HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

                        Tanda Seseorang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

       Syaikh Khalid Al-Mushlih hafizhahullah menyatakan bahwa tidak ada tanda khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar. Terang beliau, kalau kita memperbanyak beribadah terus menerus di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tentu akan mendapatkan malam penuh kemuliaan tersebut.

        Yang patut pula dipahami bahwa cara menghidupkan malam tersebut bisa dengan mengerjakan shalat Isya, shalat tarawih (shalat malam) dan shalat shubuh.

Mengerjakan ketiga shalat ini dapat dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam.
 Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.”
 (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).

         Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ

“Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama Setiap muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. "

       Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan orang yang beribadah jarang-jarang.

        Edisi kali ini kita akan melihat keistimewaan Lailatul Qadar
yang begitu utama dari malam lainnya.


1- Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an
    Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan,
   “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah
     yang ada di langit dunia.
     Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut      secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.”
    (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403).
     Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.
2- Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan
    Allah Ta’ala berfirman,

    لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

  “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
   (QS. Al Qadar: 3).
    An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.”
    (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341).
     Lalu Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
     lebih baik  dari seribu bulan adalah shalat dan amalanya pada lailatul qadar tersebut itu
     lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.
    (Zaadul Masiir, 9: 191).
    Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.kawan...gitu lho.
3- Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan.
    Allah Ta’ala berfirman,

    إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

 “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
   Kami-lah yang memberi peringatan.”
   (QS. Ad Dukhon: 3).

    Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan
    keistimewaan  malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.

4- Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar.
    Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,

     تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

  “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril”
  (QS. Al Qadar: 4)

    Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah
   (berkah) pada malam tersebut.

         Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat.
    Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan
    mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu.

          Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat      mengagungkan mereka.
     (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)
      Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan
      kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

5- Lailatul Qadar disifati dengan ‘Salaam’
    Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,

      سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
 
    “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5)
     yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa
     di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain.
      Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407).

              Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman
      dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut).
      Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.

6- Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan
    Allah Ta’ala berfirman,

     فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

    “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4).

     Juga Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335)
     menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai
     penulisan takdir dalam setahun,juga akan dicatat ajal dan rizki.

               Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun.
      Demikian diriwayatkan  dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid,
      Adh Dhohak dan ulama salaf lainnya.

               Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi
     Rahimahullah­ di dalam Syarh Muslimnya (8: 57).
     Bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah.
     Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi,
     lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

7- Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh Allah
    Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

    مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

   “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap
    pahala  dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

            Kemudian Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’
    (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan
    (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut).

           Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah),
    bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)[1]

    Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi
     hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih.
                        Aamin Yaa Mujibas Saa ilin.

        Semoga bermanfaat goresan tinta ini buat kalian sauadara-saudariku umat beriman di manapun kalian  berada dan tetaplah semanggat jalankan ibadah puasa Ramadhan kali ini dengan semaximal mungkin .cari lailatu qadar.

         Semoga Allah Swt tetap meridhoi kita semua para pembaca yg budiman, memberi hidayah dan kekuatan iman  pada kita, ibu bapak kita semua dan handai taulan kita.memberi keselamatan kita di duni a dan akirat .amin.

          Akir kalimat saya minta maaf apabila ada yang salah/kliru dalam tulisan ini  itu bukan kami sengaja dan itu merupakan kekuranggan bagi saya .juga kami butuh koreksi dari pembaca guna kebaikan tulisan kami kedepan.dan tak lupa
ku ucapkan terima kasih kawan dan saudara-saudari ku semuanya

                               SELAMAT TUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN.

jaga kesehatan dan ibadah kalian semua fren .salam succes selalu.
Sumber:
           rumaysho.com/2729-7-keistimewaan-lailatul-qadar
           masjidalhidayahkepanjenpacenganjuk,co.id
BY:
     Marwan Nganjuk

                               NB:
Kami selaku tim Renofasi pembangunan Masjid Al HIDAYAH Ds.Kepanjen Pace Kab: Nganjuk.

  Di sini pembangunan tentang Renofasi Masjid Al Hidayah tetap masih berlangsung dan pembangunan kali ini mencapai hampir 80%.Sudah berdiri dan bisa di gunakan untuk activitas sholat berjamaah.
akan tetapi untuk menyelesaiakan pembangunanan Masjid tersebut secara totalitas kami masih kekuranggan dana baik material atau yang lainya,

    Maka untuk itu apabila Saudara-saudariku di manapun kalian berada kalau sekiranya ingin membantu berupa amal jariyah infak shodakhoh tentang kelanjutan pembangunan Renofasi Masjid tersebut itu bisa menghubunggi tim pembangunan Masjid Al Hidayah Ds.Kepanjen Pace.Kab:Nganjuk.
atau bisa melalui
Nomer Rekening Masjid Al Hidayah Kepanjen.

Nomer Rekening:6418-01-002932-53-3








Wassalamu Alaikum Wr.wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK ZAMAN NOW

                                                                                                                                                                                          “MENDIDIK ANAK DI ZAMAN NOW” Ada tiga poin utama untuk mendidik anak di zaman sekarang saat ini zaman yg serba moderent yg pengaruhnya luar biasa dampaknya luar biasa maka kita harus berhati –hati dalam mendidik anak –anak kita   saat ini kawan. Anak   tidak hanya di bekali ilmu teori pengetauan saja atau teori   agama saja anak tidak hanya di titipkan atau di didik disekolah saja atau lembaga pendidikan lainya Mendidik anak tidak hanya kita memasrahkan anak pada gurunya/ustadnya saja Kita sebagai orangtua harus punya andil yg besar dalam mendidik anak. lalu bagaimana   dan apa yang di lakukan orang tua   dalam mendidik anak , kalau kita se bagai orang tua tidak punya pengetauan untuk mendidik anak baik agama atau umum? kawan Renungkanlah…. Saat ini telah banyak

HUT lamongan

 🌼⭐ Sejarah Kabupaten Lamongan  ⭐🌼 Kabupaten Lamongan berada di sebelah barat dari Kota Surabaya berjarak sekitar 49 km. Lamongan menjadi salah satu jalur Panturs atau Pantai Utara Jawa yang menghubungkan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jaya dan Banten. Salah satu Jalan Raya  terpanjang yang dibuat pada masa Gubernur Jenderal Belanda, Herman Willem Daendels juga melewati Kabupaten Lamongan.  Kota Lamongan yang secara geografis berada dalam koordinat  : 7.12° LS 112.42°BT menjadi ibukota dari Kabupaten Lamongan.  Kota Lamongan berjuluk Kota Soto, karena Soto menjadi kuliner khas dari Kabupaten Lamongan, selain tahu campur.  Dua kuliner ini memang berasal dari Lamongan dan sangat dikenal di daerah lain. Motto dari Kota Lamongan adalah Mêmayu Raharjaning Pråjå.  Hari jadi Lamongan diterapkan pada tanggal  26 Mei 1569 sebagai peringatan Rangga Hadi diwisuda menjadi Tumenggung Lamong, dengan gelar Tumenggung Surajaya. Kabupaten Lamongan mempunyai luas wilayah  1.812,80 k

Pidato 2

  Assalamualaykum W.R.W.B. ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini.... Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini.. Adapun judul kultumkita pada kesempatan kali ini adalah: MENUNTUT ILMU   Rasulullah pernah bersabda, yang artinya: Tuntutlah ilmu mulai dari kecil sampai kamu meninggal dunia... Rasulullah telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu, sebab oleh karena ilmu-lah, seseorang bisa hidup bahagia. Apabila kita hendak bahagia didunia,maka kita harus mempelajari ilmu-ilmu tentang dunia. Apabila kita hendak bahagia hidup diakhirat, maka kita harus mempelajari ilmu-ilmu tengtang akhirat