Langsung ke konten utama

Masjid Al Aqsha dan Dome of the Rock






Senin, 06 Agustus 2012


Sejarah Masjid Al Aqsa dan Dome Of Rock











gmb1. Masjidil Aqsa dengan kubah hijau; dome of the rock dengan kubah emas
Masjidil Aqsha/Aqsa adalah masjid ketiga yang terpenting milik umat Islam, begitu pentingnya karena menjadi saksi pengIsra Mi’rajan nabi Muhammad untuk mendapat perintah salat 5 waktu dari Allah SWT. Namun dem
ikian banyak dari kalangan umat muslim sendiri benar2 tidak tahu apa itu Masjid Aqsa, letaknya, riwayat dan lain sebagainya.

Masjidil Aqsa Yang berkubah Hijau
Kita praktis hanya tahu kedudukan Al Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam, masjid ketiga yang dimuliakan Rasul dan juga sebagai saksi perjalanan Isra Mi’raj. Banyak kekurangpemahaman kita dijadikan ladang yang subur bagi para kaum orientalis dan salibis untuk menggasak keyakinan umat muslim lewat penggugatan Masjidil Aqsa sebagai salah satu masjid terpenting dalam sejarah umat Islam.
Berawal dari beberapa postingan yang mempertanyakan eksistensi Al Aqsa di masa pengIsra Mi’rajan Nabi Muhammad saya terusik untuk mencari tahu apa itu Al Aqsa dan sejarah yang menyertainya.
Pada masa Khalifah Umar Bin Abi Thalib, pasukan Islam berhasil menaklukan Jerusalem. pemimpin Umat Kristen Palestina waktu itu Uskup Agung Severinus(Snaifore) menyatakan hanya akan membuka pintu Jerusalem pada Khalifah Umar sebagai jaminan pasukan Muslim tidak akan membantai rakyat Yerusalem seperti yang dilakukan pasukan Nebucadnezzar dan Constantin Agung. Sang Uskup mempersilahkan Umar Bin Khatab untuk sholat di dalam “Rumah Allah”. Sejak saat itu terjadi perjanjian damai antar pemeluk umat dibawah perlindungan hukum Islam. Umar Bin Khatab sempat berdoa di atas sebuah batu yang menjadi titik Pe Mi’raj an Nabi ke langit ke tujuh.
Di masa pemerintahan Umar inilah dimulai pembangunan Masjidil Aqsa yang baru usai di masa pemerintahan Khalifah Walid.
Pertanyaan kaum salibis pada umat muslim adalah jika Masjidil Aqsa dibangun pada masa Umar bin Khatab berarti telah terjadi kejadian mustahil terhadap eksistensi Isra Miraj yang menggambarkan Nabi Sholat dengan ribuan Nabi dan Malaikat di Masjidil Aqsa dan berarti Perintah Sholat 5 waktu sama sekali tidak pernah disampaikan.
Nah bagaimana anda menyatakan kebenaran ini?
Sesungguhnya di dalam Islam kata Masjid berasal dari kata Sujud dan Sajadah. Jadi yang dimaksud masjid adalah rumat tempat manusia bersujud meninggikan Tuhan Yang Esa misalnya dalam Quran 2:125, 3;43, 2;58,3;113,4;154,38;24
Bahkan dalam Kisah Ashabuul Kahfi
La nat Takhnzanna alaihim masjida
“sesungguhnya kami mendirikan masjid ditempat mereka itu”18;21
Sedangkan kisah Ashabul Kahfi terjadi jauh sebelum keNabian Muhammad. Jadi yang dimaksud Masjid adalah tempat manusia2 beriman bersujud menTauhidkan Allah SWT, bukankah dalam Quran dan Bibel dikisahkan Ibrahim membangun Kabah sebagai Baitullah? Ibrahim dan Ismail tidak mendirikan Masjidil Haram seperti sekarang, bahkan di masa Kabilah Quraisy banyak sekali bertebaran patung2 sesembahan di sekitar Kabah. Oleh sebab itu Istilah Masjidil Aqsa tidak dimaksudkan sebagai bentuk Masjid dalam bentuk jadi setelah dibangun Khalifah Umar. Namun mengacu pada Baitul Maqdis yang juga dibangun Ibrahim pasca kepulangannya dari Makkah ke Yerusalem. Kata Masjid dalam kajian2 Kitab2 terdahulu memiliki makna tempat bersujud, dalam artian luas, sedangkan di zaman Nabi  pembangunan masjid masjid di kota yang ditaklukan tentara muslim mengakibatkan kata tersebut mengalami persempitan makna menjadi Bangunan yang digunakan sebagai tempat bersujud bagi umat Muslim saja.
Dalam sebuah hadist shahih bukhari:
“Volumn 004, Book 055, Hadith Number 636.
Narated By Abu Dhaar : I said, “O Allah’s Apostle! Which mosque was built first?” He replied, “Al-Masjid-ul-Haram.” I asked, “Which (was built) next?” He replied, “Al-Masjid-ul-Aqs-a (i.e. Jerusalem).” I asked, “What was the period in between them?” He replied, “Forty (years).” He then added, “Wherever the time for the prayer comes upon you, perform the prayer, for all the earth is a place of worshipping for you.””
Masjid yang dibangun pertama kali adalah Masjidil Haram (Kabah) dan masjid kedua setelahnya bernama Masjidil Aqsa (BaitulMaqdis/Rumah yang suci). Al Aqsa sendiri berarti tempat yang sangat jauh. Disebut demikian untuk menggambarkan jarak antara Masjidil Aqsa dengan Masjid pertama yaitu Kabah. Rentang waktu yang terjadi antara pembangunan Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsa yaitu selama 40 adalah rentang pembangunan yang dilakukan Ibrahim AS sejak mendirikan Rumah pertama Allah, sedangkan ahli tafsir sabilis mempercayai yang dimaksud Al Aqsa yang dibangun di masa Umar sehingga tidak hanya memiliki selisih 40 tahun tapi lebih dari ribuan tahun lamanya.
Dalam Hadits lain yang diriwayatkan Bukhari tentang Isra Mi’raj disebutkan:
“kaum Quraisy menanyakan padaku tentang perjalanan Isra, aku ditanya tentang hal hal di Baitul Maqdis, tidak dapat aku menerangkannya sampai2 aku bimbang. Tatkala kaum Quraisy mendustakanku, Aku berdiri di Hijr lalu Allah SWT menggambarkan dimukaku keadaan Baitul Maqdis dan tanda2nya hingga aku mampu menerangkan seluruh keadaan”
Baitul Maqdis adalah sebutan bagi Al Aqsa dan lingkungan sekitarnya di masa itu, dengan demikianlah Nabi mampu menjelaskan keadaan Baitul Maqdis yang tidak dapat dibantah lagi oleh Pedagang2 Quraisy yang pernah singgah di Baitul Maqdis.
Menurut History of Al Aqsa Mosque karya Kais Al Khalby, Al Aqsa inilah Masjid yang dibangun Ibrahim untuk digunakan sebagai tempat bersujud bagi beliau, Siti Sarah, Nabi Ishak dan anak turunnya yang menghuni Yerusalem. Disebut juga sebagai Baitul Maqdis/Beteyel/Holy Shrine. Pasca kelaparan di era Nabi Yusuf, keluarga Yakub meninggalkan Baitul Maqdis untuk mengadu peruntungan di Mesir, dan meninggalkan urusan rumah Tuhan kepada suku asli Yerusalem yang kemudian dikenal sebagai suku Filistin. Hampir 400 tahun sejak loss connection antara bangsa Israel dengan Baitul Maqdis dan orang2 Palestina. Sampai Musa menyelamatkan mereka dari perbudakan Fir’aun dan membawa mereka ke tanah yang dijanjikan. Di masa Nabi Sulaiman inilah dibangun sebuah “Masjid” lagi untuk menyembah Tuhan yang mereka sebut sebagai Haikal Sulaiman. Mengingat tempatnya yang lagi2 bertempat di Baitul Maqdis sangat mungkin jika Haikal Sulaiman sendiri adalah pemugaran terhadap Masjidil Aqsa yang dibuat Ibrahim AS.
Kekalahan orang Israel dari Nebucadnezzar dan Constantin yang meluluhlantakkan Haikal Sulaiman. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa setelah itu dibangun Rumah Allah(gereja)yang ditempati Uskup Severinus, namun ada pula yang menyebutkan luluh lantak hingga digunakan saat Isra Miraj. Di masa Penaklukan Yerusalem oleh Tentara Muslim inilah Khalifah Umar memutuskan untuk membangun kembali Al Aqsa untuk membangkitkan keTauhidan yang diajarkan Ibrahim AS dan Muhammad SAW.
Pembangunan dilakukan dari tahun 691 M – 715 M yaitu selesai di masa Khalifah Walid, sedangkan batu tempat Nabi melakukan Mi’raj dan tempat umar berdoa di atasnya diabadikan sebagai Masjid Umar/Masjid kubah batu/Dome of The Rock yang kita kenal sekarang dengan kubah emasnya yang baru dibangun di masa pemerintahan Khalifah Marwan(bukan oleh golongan Yahudi untuk mengkamuflase Al Aqsa; dalam kasus menggunakannya sebagai kamuflase memang benar namun Yahudi tidak pernah membangunnya). Kompleks ini kemudian disebut sebagai Haram Al Syarif (The Noble Sanctuary) yang dimuliakan oleh Umat Islam di seluruh dunia.







Perbedaan Masjid Al Aqsa sama Masjid ASH-SHAKRAH 










Batu Terbang Al AQSA di lingkungan HARAM AL SYARIF



Beberapa bulan lalu terjadi peristiwa unik yang terjadi di Al Aqsa yaitu batu yang berada di kompleks Haram AlSyarif tertangkap kamera “sedang terbang”. Konon peristiwa unik ini  dikaitkan sebagai batu terbang yang dimitoskan sebagai kendaraan Nabi Muhammad menjalani Isra Mi’raj (Buraq) dan dikabarkan sampai saat ini masih terbang rendah di dekat Masjidil Aqsa, namun rupanya klaim tersebut palsu karena batu tersebut ternyata memiliki sanggaan dan tidak terbang dalam arti sebenarnya hanya terlihat hampir tidak berpijak ditanah dari salah satu sudut. Sedangkan titik tempat Nabi Muhammad ber Miraj kini telah dibangun menjadi Dome of The Rock.


Masjid al-Aqsha adalah salah satu di antara tiga masjid mulia yang memiliki keutamaan besar bagi umat Islam. Keutamaan tersebut langsung dijelaskan oleh Allah dalam ayat-ayat Alquran dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda-sabda beliau.
Secara historis, masjid kedua yang dibangun di muka bumi ini juga memiliki peran sentral dalam perkembangan peradaban manusia, karena sejak dahulu tempat ibadah ini menjadi tempat tersebarnya syiar-syiar para nabi ‘alaihim ash-shalatu wa salam. Dan ia berada di Kota Jerusalem, sebuah kota yang menyaksikan begitu banyak nabi yang Allah utus dan berdakwah di sana, sebuah kota yang menyediakan air yang diminum oleh para utusan Allah, udara yang mereka hirup, dan tanah tempat mereka berpijak dan merebahkan tubuh mereka yang mulia.
Yang paling utama dari para nabi dan rasul itu adalah khalilu-r Rahman, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, kemudian Nabi Ishaq, Ya’qub, Dawud, Sulaiman, Musa, Harun, Zakariya, Yahya, Isa ‘alaihim ash-shalatu wa salam. Nabi Yunus ‘alaihissalam pernah membebaskannya dari orang-orang yang ingkar kepada Allah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berziarah ke sana dalam peristiwa isra mi’raj, dan nabi-nabi lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Namun, di balik berbagai keutamaan yang dimilikinya tidak sedikit umat Islam yang belum mengenalnya dan tahu tentang sejarahnya. Mudah-mudahan artikel pendek ini, bisa memberikan sedikit informasi terhadap salah satu masjid yang sangat dicintai umat Islam ini.
Nama-Nama Masjid al-Aqsha
Sebelum jauh mengenal tentang Masjid al-Aqsha, hal pertama yang hendaknya kita ketahui adalah nama-namanya.
Pertama, Masjid al-Aqsha. Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya menyebut nama masjid ini dengan Masjid al-Aqsha.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1)
Kata al-aqsha artinya adalah jauh. Disebut jauh, karena letaknya yang jauh dari Masjid al-Haram (masjid pertama di muka bumi).
Kedua, al-Ardhu al-Mubarakah (tanah yang penuh keberkahan). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anbiya: 81)
Mengapa dikatakan penuh keberkahan? Karena di tempat ini banyak diutus nabi dan rasul dan Allah memberkahi penduduknya, tumbuh-tumbuhannya, dan buah-buahannya.
Ketiga, Baitul Maqdis (tempat suci). Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لما كذبتني قريش، قمت في الحجر فجلا الله لي بيت المقدس
“Ketika orang-orang Quraisy mendustakan aku, aku berdiri di Hijr (Hijr Ismail) kemudian Allah memperjalankan aku ke Baitul Maqdis…” (Muttafaqun ‘alaih)
Boleh juga menamakan masjid ini dengan menyebutnya Masjid al-Aqsha al-Mubarak. Adapun menamakannya dengan al-Haram asy-Syarif adalah sesuatu yang tidak tepat. Mengapa? Karena di tempat tersebut diperbolehkan berburu, menebang pohon, dan mengambil barang temuan yang semua ini dilarang dilakukan di Masjid al-Haram dan Masjid an-Nabawi. Larangan-larangan di Masjid al-Aqsha sama halnya dengan larangan di masjid-masjid lainnya, seperti: larangan transaksi jual-beli, mengangkat suara, dll.
Manakah Yang Disebut Masjid al-Aqsha?
Di sini banyak sekali terjadi kekeliruan, ketika disebut Masjid al-Aqsha banyak orang menyangka bahwa Masjid al-Aqsha adalah salah satu bangunan yang ada di sana. Ada yang mengatakan Masjid al-Aqsha adalah bangunan yang memiliki kubah berwarna kehitaman atau perunggu. Pendapat-pendapat yang ada tersebut seakan saling berbenturan dan ada yang mengatakan pencitraan Qubbatu Shakhrakh (Dome of The Rock, bangunan dengan kubah berwarna kuning) sebagai Maasjid al-Aqsha adalah konspirasi Yahudi agar umat Islam tidak mengenal Masjid al-Aqsha. Benarkah demikian?
Pendapat yang insya Allah lebih tepat adalah Masjid al-Aqsha al-Mubarak merupakan nama bagi seluruh daerah yang dipagari, yang di dalamnya terdapat Qubbatu Shakhrakh, al-Jami’ al-Qibli (inti dari Masjid al-Aqsha), dan Musholla al-Marwani. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini:
Ket: 1. al-Jami' al-Qibli 2. Qubbatu Shakhrakh 3. Mushalla al-Marwani 4. Tembok ratapan Yahudi
Ket:
1. al-Jami’ al-Qibli
2. Qubbatu Shakhrakh
3. Mushalla al-Marwani
4. Tembok ratapan Yahudi
Mudah-mudahan sekarang jelas bagi kita mana yang disebut dengan Masjid al-Aqsha al-Mubarak.
Luas Masjid al-Aqsha
Luas Masjid al-Aqsha adalah 144 dunum (satu dunum = 100 m2). Luas Masjid al-Aqsha ini tidak bertambah dan berkurang dalam kurun sejarahnya, berbeda dengan luas Masjid al-Haram dengan Masjid an-Nabawi yang terus mengalami perluasan. Barangsiapa yang shalat dalam komplek Masjid al-Aqsha ini, baik di bawah pepohonan yang ada di sana, teras-teras bangunan, di Qubbatu Shakhrakh, atau di Jami’ al-Qibli, maka pahala shalatnya akan dilipatgandakan. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Abi Dzar radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Kami (para sahabat) sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kami membicarakan mana yang lebih utama Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Masjid Nabawi pen.) ataukah Masjid Baitul Maqdis.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صلاة في مسجدي هذا أفضل من أربع صلوات فيه ولنعم المصلى وليوشكن أن لا يكون للرجل مثل شطن فرسه من الأرض حيث يرى منه بيت المقدس خير له من الدنيا جميعا” أو قال: “خير من الدنيا وما فيها”
“Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat di Masjid al-Aqsha, dan Masjid al-Aqsha adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir tiba suatu masa, dimana seseorang memiliki tanah seukuran tali kekang kudanya, dari tempat itu terlihat Baitul-Maqdis, hal itu lebih baik baginya dari dunia seluruhnya atau beliau mengatakan lebih baik dari dunia dan segala yang ada di dalamnya.” (HR. Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

Kaum muslimin Palestina sedang menunaikan shalat Id di Masjid al-Aqsha
Kaum muslimin Palestina sedang menunaikan shalat Id di Masjid al-Aqsha
Pembangunan Masjid al-Aqsha
Masjid al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi ini. Tidak ada satu bentuk tempat ibadah pun yang ada di muka bumi saat Masjid al-Haram dan Masjid al-Aqsha dibangun. Para ulama berpendapat masjid ini dibangun oleh para malaikat atau oleh Nabi Adam ‘alaihissalam. Namun pendapat yang paling kuat adalah Masjid al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam. Jarak waktu pembangunan Masjid al-Haram dengan Masjid al-Aqsha adalah 40 tahun. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan,
يا رسول الله: أي مسجد وُضِع في الأرض أولا؟ قال: المسجد الحرام، قلت: ثم أي؟ قال: المسجد الأقصى، قلت: كم بينهما؟ قال: أربعون سنة، وأينما أدركتك الصلاة فصل، فهو مسجد”
“Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Beliau menjawab, “Masjid al-Haram.” Aku kembali bertanya, “Kemudian?” Beliau menjawab, “Masjid al-Aqsha.” Kutanya lagi, “Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya?” Beliau kembali menjawab, “40 tahun. Dimanapun engkau menjumpai waktu shalat, maka shalatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid.”
Saat banjir besar yang melanda bumi di masa Nabi Nuh, masih bisa dijumpai sisa-sisa bangunan Masjid al-Aqsha yang dibangun oleh Nabi Adam.
Ibnu Hisyam dalam kitab at-Tijan fi Muluki-l Hamir mengatakan, “Setelah Adam ‘alaihissalam membangun Ka’bah, Allah Ta’ala memerintahkannya untuk menempuh perjalanan ke Baitul Maqdis. Jibril mengawasi (atau memperhatikan) bagaimana Baitul Maqdis itu dibangun. Setelah Nabi Adam selesai membangunnya, beliau menunaikan ibadah di dalamnya.”
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tinggal dan memakmurkan Masjid al-Aqsha sekitar tahun 2000 SM, kemudian dilanjutkan anak-anak beliau dari kalangan para nabi, yakni Nabi Ishaq dan Nabi Ya’qub ‘alaihimassalam. Pada sekitar tahun 1000 SM, dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Dalam Sunan Ibnu Majah diriwayat sebuah hadits dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَمَّا فَرَغَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ مِنْ بِنَاءِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللَّهَ ثَلَاثًا: حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ، وَمُلْكًا لَا يَنْبَغِي لَأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ، وَأَلَّا يَأْتِيَ هَذَا الْمَسْجِدَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ إِلَّا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ” فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا، وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ
“Ketika Nabi Sulaiman merampungkan pembangunan Baitul Maqdis, beliau memohon kepada Allah tiga permintaan: (1) Memberi putusan hukum yang sesuai dengan hukum Allah, (2) Diberikan kerajaan yang tidak patut dimiliki oleh seorang pun setelah dirinya, (3) dan agar tak seorang pun yang datang ke Masjid al-Aqsha dengan keinginan menunaikan shalat di dalamnya, kecuali dihapuskan segala kesalahannya, (sehingga ia suci) seperti saat hari kelahirannya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, “Permintaan pertama dan kedua telah diberikan, dan aku berharap yang ketiga pun Allah kabulkan.” (HR. Ibnu Majah, no. 1408. Al-Albani mengatakan hadits ini shahih).
Secara tekstual, kita dapati hadits ini seolah-olah bertentangan dengan pendapat pertama yang mengatakan bahwa Nabi Adam-lah yang membangun Masjid al-Aqsha bukan Nabi Sulaiman. Para ulama, seperti Ibnul Jauzi, al-Qurthubi, dan selain keduanya menjelaskan bahwa yang dimaksud pembangunan oleh Nabi Sulaiman adalah perbaikan bukan membangunnya dari awal, sebagaimana Nabi Ibrahim membangun ulang Masjid al-Haram setelah Nabi Adam membangunnya pertama kali. Hal ini dikarenakan terdapat kerusakan yang diakibatkan banjir pada zaman Nabi Nuh.
Di saat Umar bin al-Khattab mengembalikan masjid ini ke pangkuan cahaya tauhid pada tahun 15 H/636 M, beliau radhiallahu ‘anhu membangun Jami’ al-Qibli sebagai inti dari Masjid al-Aqsha. Kemudian di masa kekuasaan Khalifah Bani Umayyah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan, beliau membangun Qubbatu Shakhrakh (Dome of The Rock) dan pada masa Bani Umayyah juga Jami’ al-Qibli dan komplek Masjid al-Aqsha terus diperbaiki, setidaknya perbaikan terus berlangsung selama 30 tahun, mulai dari tahun 66 H/ 685 M – 96 H/715 M. Perbaikan itu membentuk bangunan Masjid al-Aqsha al-Mubarak seperti yang kita lihat saat ini.
Sumber: islamstory.com
Oleh Nurfitri Hadi
         Marwan Nganjuk
Artikel www.KisahMuslim.com


Read more http://kisahmuslim.com/4454-mengenal-masjid-al-aqsha-12.html



Gamb.Interioir MASJID ASH-SHAKRAH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK ZAMAN NOW

                                                                                                                                                                                          “MENDIDIK ANAK DI ZAMAN NOW” Ada tiga poin utama untuk mendidik anak di zaman sekarang saat ini zaman yg serba moderent yg pengaruhnya luar biasa dampaknya luar biasa maka kita harus berhati –hati dalam mendidik anak –anak kita   saat ini kawan. Anak   tidak hanya di bekali ilmu teori pengetauan saja atau teori   agama saja anak tidak hanya di titipkan atau di didik disekolah saja atau lembaga pendidikan lainya Mendidik anak tidak hanya kita memasrahkan anak pada gurunya/ustadnya saja Kita sebagai orangtua harus punya andil yg besar dalam mendidik anak. lalu bagaimana   dan apa yang di lakukan orang tua   dalam mendidik anak , kalau kita se bagai orang tua tidak punya pengetauan untuk mendidik anak baik agama atau umum? kawan Renungkanlah…. Saat ini telah banyak

HUT lamongan

 🌼⭐ Sejarah Kabupaten Lamongan  ⭐🌼 Kabupaten Lamongan berada di sebelah barat dari Kota Surabaya berjarak sekitar 49 km. Lamongan menjadi salah satu jalur Panturs atau Pantai Utara Jawa yang menghubungkan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jaya dan Banten. Salah satu Jalan Raya  terpanjang yang dibuat pada masa Gubernur Jenderal Belanda, Herman Willem Daendels juga melewati Kabupaten Lamongan.  Kota Lamongan yang secara geografis berada dalam koordinat  : 7.12° LS 112.42°BT menjadi ibukota dari Kabupaten Lamongan.  Kota Lamongan berjuluk Kota Soto, karena Soto menjadi kuliner khas dari Kabupaten Lamongan, selain tahu campur.  Dua kuliner ini memang berasal dari Lamongan dan sangat dikenal di daerah lain. Motto dari Kota Lamongan adalah Mêmayu Raharjaning Pråjå.  Hari jadi Lamongan diterapkan pada tanggal  26 Mei 1569 sebagai peringatan Rangga Hadi diwisuda menjadi Tumenggung Lamong, dengan gelar Tumenggung Surajaya. Kabupaten Lamongan mempunyai luas wilayah  1.812,80 k

Pidato 2

  Assalamualaykum W.R.W.B. ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, ASSOLATU WASSALAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYA IWAL MURSALIN, WA A’LA ALIHI WA SOHBIHI AJ MA’IN, AMMA BA’DU. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan sukur kepada Allah S.W.T., karena Dia telah memberikan ni’mat kepada kita, sehingga kita bisa hadir ditempat yang kita cintai ini.... Kemudia solawat dan salam kita tujukan kepada nabi Muhammad S.A.W. karena beliau telah membawa kita dari alamjahiliyah menuju alam islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat ini.. Adapun judul kultumkita pada kesempatan kali ini adalah: MENUNTUT ILMU   Rasulullah pernah bersabda, yang artinya: Tuntutlah ilmu mulai dari kecil sampai kamu meninggal dunia... Rasulullah telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu, sebab oleh karena ilmu-lah, seseorang bisa hidup bahagia. Apabila kita hendak bahagia didunia,maka kita harus mempelajari ilmu-ilmu tentang dunia. Apabila kita hendak bahagia hidup diakhirat, maka kita harus mempelajari ilmu-ilmu tengtang akhirat