Hadhrotus Syeh KH. Hasyim Asy’ari setelah beristikharah dan bertanya kepada Kiai Kholil Bangkalan perihal keinginannya mendirikan sebuah organisasi namun beliau masih merasa kebingungan. Hingga akhirnya beliau ke Mekkah untuk beristikharah kembali di Masjidil Haram. Di sana kemudian beliau mendapat penjelasan dari Kiai Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi, ulama Jawa yang sangat alim. Kitab-kitab di Mekkah kalau belum di-tahqiq atau ditandatangani oleh Kiai Ahmad Nahrawi maka kitab tersebut tidak akan berani dicetak. Itu pada masa Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Mekkah pada waktu itu.
Syaikh Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi dawuh kepada Kiai Hasyim Asy’ari, “Kamu pulang saja. Ini alamat/pertanda NU bisa berdiri hanya dengan dua orang. Pertama Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya Pekalongan, dan kedua Kiai Ahmad Kholil Bangkalan (Madura).”Kalau dua orang ini mengiyakan jalan terus, kalau tidak jangan diteruskan.
Maka KH. Hasyim Asy’ari pun segera bergegas untuk pamit pulang kembali ke Indonesia. Beliau bersama Kiai Asnawi Kudus, Kiai Yasin dan para kiai lainnya langsung menuju ke Simbangkulon Pekalongan untuk bertemu Kiai Muhammad Amir dengan diantar oleh Kiai Irfan dan kemudian langsung diajak bersama menuju kediaman Habib Hasyim bin Umar.
Baru saja sampai di kediaman Habib Hasyim langsung berkata, “Kyai Hasyim Asy’ari, silakan laksanakan niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlussunnah wal Jama’ah. Saya ridho, tapi tolong saya jangan ditulis.” Begitu wasiat Habib Hasyim.
Kemudian KH. Hasyim Asy’ari meminta balagh (penyampaian ilmu) kepada Habib Hasyim, “Bib, saya ikut ngaji bab hadits di sini. Sebab Panjenengan punya sanad-sanad yang luar biasa.” Makanya Kiai Hasyim Asy’ari tiap Kamis Wage pasti di Pekalongan bersama Sultan Hamengkubuwono IX yang waktu itu bernama Darojatun, mengaji bersama. Jadi Sultan Hamengkubowono IX itu bukan orang bodoh, beliau orang yang alim dan ahli thariqah.
Setelah dari Pekalongan Kiai Hasyim Asy’ari menuju ke Bangkalan Madura untuk bertemu Kiai Ahmad Kholil Bangkalan. Namun baru saja KH. Hasyim Asy’ari tiba di halaman depan rumah Kiai Kholil sudah mencegatnya seraya dawuh, “Keputusanku sama seperti Habib Hasyim, Laksanakan apa niatmu saya ridho seperti ridhonya Habib Hasyim tapi saya juga minta tolong nama saya jangan ditulis.”
KH. Hasyim asy'ari bingung "ini kenapa dua orang ini sama sama gak mau ditulis". tiba tiba mbah kholil dawuh " ya sudah kalau mau ditulis tapi sedikit saja".
Maka atas restu dua ulama' tersebut KH. Hasyim Asy'ari mendirikan sebuah organisasi yang sampai saat ini dikenal dengan nama NAHDHOTUL ULAMA'.
Sumber :
Muslim moderat.net
Komentar
Posting Komentar